cover
Contact Name
Fidrayani
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
psga@uinjkt.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender
ISSN : 14122324     EISSN : 26557428     DOI : 10.15408/harkat
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender is published by the Center for Gender and Child Studies (Pusat Studi Gender dan Anak) LP2M, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. the journal has been issued two times a year. Harkat invites scholarly articles on gender and child studies from multiple disciplines and perspectives, including religion, education, psychology, law, social studies, etc.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020" : 7 Documents clear
PERAN GENDER MASYARAKAT PAPUA DALAM USAHATANI PANGAN yolanda holle
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.16444

Abstract

Abstract. The focus of this research is the role of gender in Papuan society in food farming. This is intended to increase the participation of women and men human resources in various physical activities and decision making to jointly create gender equality and justice. The research aims to (1) analyze gender roles in role activities, access, control, benefits and (2) analyze the factors that cause gender roles. The study was conducted in the District of Teluk Wondama, with 106 respondents. The method used in this study is a survey method with in-depth interview technique, and analyzed using the Harvard method. The results of the study concluded that, (1) gender bias towards men in the role profile at the seed procurement and fence-making stages. (2) gender bias towards women in the role profile at the stages of selling the results, (3) gender bias towards women in making decisions to be involved in  the whole stage of farming, (4) gender bias towards women in the control profile at decision making for control of land resources, (5) there is no gender bias in the profile of access to farm resources, and (6) there is no gender bias in the profile of benefits to farm resources. Factors causing gender roles include (1) understanding of social values of society about feminism and masculine, (2) patriarchal kinship system, and (3) dowry values in Papuan society.Abstrak. Fokus penelitian ini adalah peran gender pada masyarakat Papua dalam usahatani pangan.  Hal ini dimaksudkan guna meningkatkan partisipasi sumberdaya manusia perempuan dan laki-laki dalam berbagai aktifitas fisik maupun pengambilan keputusan untuk bersama-sama menciptakan kesetaraan dan keadilan gender.  Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis peran gender dalam aktifitas peran, akses, kontrol, manfaat dan (2) menganalisis faktor-faktor penyebab peran gender.  Penelitian dilakukan di Kabupaten Teluk Wondama, dengan jumlah responden sebanyak 106 orang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey dengan teknik wawacara mendalam, dan dianalisis dengan menggunakan metode harvard. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, (1) bias gender terhadap laki-laki pada profil peran dalam tahap pengadaan bibit dan pembuatan pagar. (2) bias gender terhadap perempuan pada profil peran dalam tahapan penjualan hasil, (3) bias gender terhadap perempuan dalam mengambil keputusan untuk terlibat dalam keseluruhan tahap usahatani, (4) bias gender terhadap perempuan pada profil kontrol dalam pengambilan keputusan akan penguasaan sumberdaya tanah, (5) tidak terjadi bias gender pada profil akses terhadap sumberdaya usahatani, dan (6) tidak terjadi bias gender pada profil manfaat terhadap sumberdaya usahatani.  Faktor penyebab peran gender antara lain (1) pemahaman nilai sosial masyarakat tentang feminisme dan maskulin, (2) sistim kekerabatan patriakal, dan (3) nilai  mas kawin pada masyarakat Papua.  
CLASSROOM DISCOURSE: TEACHER STUDENTS INTERACTION AND GENDER PARTICIPATION IN PRIMARY SCIENCE EDUCATION Munasprianto Ramli
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.14642

Abstract

Abstract. The objective of this research is to explore teachers-students domination and gender participation during classroom interaction primary science. This research employed descriptive case study approach. I am focusing my study on twelve science lessons at year four of two primary schools in the Greater Jakarta. Data were gathered using classroom observations. I wrote a field note for each lesson and record the observation using video recorder. The data gathered then analyze using descriptive statistics and thematic analysis approach.  The study shows that students speak just as frequently as teachers during the talk. However, this is not the case for talk coverage as teachers dominate classroom talk during a science lesson. In terms of gender participation during classroom talk, there is no evidence of gender domination. The study shows that the domination of one gender in each of these classes is not caused by a gender stereotype, but rather is due to the teacher’s strategies in maintaining social interaction in their classes. Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana dominasi guru-siswa serta  partisipasi gender saat interaksi dalam pembelajaran sains di sekoah dasar.Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif. Peneliti memfokuskan studi pada dua belas pelajaran sains di kelas empat dari dua sekolah dasar di bagian selatan kota Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan observasi kelas. Peneliti menulis catatan lapangan untuk setiap pelajaran dan merekam kegiatan pembelajaran. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan pendekatan analisis tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi frekuensi, siswa dan guru mempunyai frekuensi pembicaraan yang hampir sama. Akan tetapi dari segi durasi, guru terlihat mendominasi percakapan. Dalam hal partisipasi gender selama pembicaraan di kelas, terlihat bahwa tidak ada bukti dominasi gender secara umum.. Adanya partisipasi gender dalam beberapa pertemuan  bukan disebabkan oleh stereotip jenis kelamin, tetapi lebih disebabkan oleh strategi guru dalam menjaga interaksi sosial di kelas mereka. 
PEMANFAATAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA LAKI-LAKI YANG BERHUBUNGAN SEKS DENGAN LAKI-LAKI (LSL) DI JAKARTA TAHUN 2019 Aulia Fajriyani Widsono; Nurfadhilah Nurfadhilah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.14783

Abstract

Abstract. HIV and AIDS has become a serious health problem worldwide and in Indonesia. The epidemic has increased recently, especially in the MSM group. MSM are a high risk group for contracting HIV and AIDS. The VCT’s program is an early detection effort to find out a person's HIV status through Voluntary Counseling and Testing (VCT) so that prevention can be done as early as possible. This study aims to find out the determinants of the utilization of VCT in MSM at Jakarta in 2019. The research design was cross sectional with 132 MSM at Jakarta, using Probability Proportional Sampling (PPS). The data collected by using interview. Bivariate analysis conducted using chi-square test with α = 0,05 and multivariate analysis using logistic regression tests. There is a significant relationship between perceived threat (p = 0.048), perceived benefits (p = 0.000), perceived barriers (p = 0,000), cues for action (p = 0.040), peer group support (p = 0,000), and health care provider support (p = 0,000). The results of multivariate analysis showed that perceived threats (AOR 8,341) were the variable that most influenced the utilization of VCT services. It is recommended to health workers and NGOs to increase campaign for VCT services both directly and indirectly through media, and to encourage peer support to use VCT services. Abstrak. HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia dan Indonesia khususnya pada kelompok LSL (Lelaki Suka/Seks dengan Lelaki). LSL adalah salah satu kelompok risiko tinggi untuk tertular HIV dan AIDS. Upaya deteksi dini untuk mengetahui status HIV dilakukan melalui Voluntary Counseling And Testing (VCT) agar dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT pada LSL di Jakarta Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dan sampel yang diambil sebanyak 132 LSL di Jakarta, dengan cara PPS (Probability Proportional Sampling). Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan dianalisis univariat, bivariat dan multivariat. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Diketahui ada hubungan antara ancaman yang dirasakan (p=0.048), manfaat yang dirasakan (p=0.000), hambatan yang dirasakan (p=0.000), isyarat untuk bertindak (p=0.040), dukungan peer group (p=0.000),dan dukungan petugas kesehatan (p=0.000). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa ancaman yang dirasakan (AOR 8.341) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan layanan VCT. Diharapkan agar petugas kesehatan dan pihak LSM lebih sering mengkampayekan layanan VCT baik langsung maupun tidak langsung melalui media informasi, meningkatan dukungan dari teman sebaya untuk mengajak dan mendorong agar LSL mau memanfaatkan layanan VCT.
MODERASI TRADISI KONCO WINGKING: UPAYA MELEPASKAN DILEMA Moh. Faiz Maulana
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.15609

Abstract

Abstract: Living in a modern world with a variety of traditions, situations and information has made women in Paciran experience dilemma of the self. On the one hand, modernization gives freedom, on the other hand women must be able to maintain the tradition of their identity as konco wingking. This study recounts the efforts of women in Paciran to moderate the tradition of the konco wingking in maintaining their traditions and identity as Javanese women who started out of their homes to mergawe, but still put the house as the place of origin. The impact of this is the selection of women's work which places the house as the place of return. This research was conducted on six female nguplik workers in Paciran, Lamongan, East Java. The results of the study indicate that the konco wingking through the process of moderating tradition, is able to be displayed in different practices. Konco Wingking, which has been understood only as domestic practices, has expanded into public practices.  Abstrak: Hidup dalam dunia modern dengan berbagai persinggungan tradisi, situasi dan informasi telah membuat perempuan di Paciran mengalami dilemma of the self. Pada satu sisi modernisasi memberikan kebebasan, di sisi lain perempuan harus mampu menjaga tradisi tentang identitasnya sebagai konco wingking. Penelitian ini menceritakan upaya perempuan di Paciran memoderasi tradisi konco wingking dalam mempertahankan tradisi dan identitasnya sebagai perempuan Jawa yang mulai ke luar rumah untuk mergawe, namun tetap menempatkan rumah sebagai yang utama (place of origin). Dampak dari hal tersebut adalah pemilihan kerja perempuan yang menempatkan rumah sebagai tempat utama (place of return). Penelitian ini dilakukan kepada enam perempuan pekerja nguplik di Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konco wingking melalui proses moderasi tradisi, mampu ditampilkan dalam praktiknya yang berbeda. Konco wingking yang selama ini dipahami hanya sebagai praktik-praktik domestik telah mengalami perluasan menjadi praktik-praktik publik.  
KEKERASAN TERHADAP ANAK DI MASA PANDEMI COVID 19 Iin Kandedes
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.16020

Abstract

Abstract. The rate of violence against children in Indonesia always increases from year to year. Constraints in the collection of cases of violence against children are the number of cases of violence that are not reported, especially if the violence occurred in the household. Many people consider that domestic violence is a domestic matter, so it is not like outsiders, even law enforcement agencies intervene in solving various problems of violence that occur against children.During the COVID 19 pandemic, there was an increase in cases of violence against children when children should receive assistance and guidance from families in carrying out learning from home. This article will elaborate on various problems of violence against children and find solutions to overcome problems related to child protection in Indonesia.Abstrak. Tingkat kekerasan terhadap anak di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Kendala dalam pengumpulan data kekerasan pada anak antara lain adalah jumlah peristiwa kekerasan yang belum dilaporkan, terutama bila kekerasan tersebut terjadi di rumah tangga. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga adalah masalah internal keluarga yang tidak bisa dimasuki oleh pihak luar seperti lembaga penegak hukum dalam memecahkan berbagai permasalahan kekerasan pada anak. Selama Pandemi Covid 19, saat anak melaksanakan pembelajaran dirumah, justru banyak terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap anak Tulisan ini akan mengurai berbagai masalah kekerasan terhadap anak dan menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan perlindungan anak di Indonesia. 
PEREMPUAN DALAM FEMININITAS DAN FEMINITITAS BARU Gian Nova Sudrajat Nur
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.15763

Abstract

Abstract. This paper discusses about femininity and new femininity. Femininity is assumed as women labeling, what women should do in their daily life according to the society. New femininity is defined as new wave for the women labeling mentioned before. Qualitative method is used in this paper by using literature review. This study aims to explain how do the women place in the femininity and new femininity. Results of the study show that in femininity women are considered as object of control practices in order to become an obedient body to achieve something that is 'normal' and 'ideal'. The new femininity invites women to enjoy the practice of femininity by making themselves subject, not making themselves objects of existing femininity practices. Women represent themselves based on their own desires. Women who appear as feminine does not mean merely wanting to get recognition as an ideal woman, but rather being feminine is what they do is an expression of themselves who wants to be displayed in the public sphere. Abstrak. Tulisan ini mendiskusikan mengenai feminitas dan feminitas baru. Femininitas diasumsikan sebagai pelabelan terhadap perempuan, tentang bagaimana perempuan harus berlaku dalam kesehariannya di lingkungan sosial masyarakat. Feminitas baru diasumsikan sebagai arah baru bagi pelabelan yang ditempelkan kepada perempuan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana tempat perempuan dalam femininitas dan femininitas baru. Pemaparan studi menunjukkan bahwa dalam femininitas perempuan dianggap sebagai objek praktik pengendalian agar menjadi tubuh yang patuh untuk mencapai sesuatu yang ‘normal’ dan ‘ideal’. Femininitas baru mengajak perempuan untuk menikmati praktik femininitas ini dengan menjadikan dirinya sebagai subjek, bukan menjadikan dirinya sebagai objek dari praktik-praktik femininitas yang ada. Perempuan merepresentasikan dirinya berdasarkan keinginannya sendiri. Perempuan yang tampil sebagai feminin bukanlah berarti sekedar ingin mendapatkan pengakuan sebagai perempuan yang ideal, melainkan menjadi feminin yang mereka lakukan adalah ekspresi dari diri mereka sendiri yang ingin ditampilkan di ranah publik. 
REFLEKSI TRILOGI FILSAFAT: JILBAB DALAM PERSPEKTIF FILOSOFIS, AGAMIS, DAN SOSIO-KULTURAL Kismunthofiah Kismunthofiah; Silvia Nur Azizah; Muhammad Harissuddin; Ahmad Fauzan Hidayatullah
Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender JURNAL HARKAT : MEDIA KOMUNIKASI GENDER, 16(1), 2020
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/harkat.v16i1.16367

Abstract

Abstract. This study aimed to determine the existence of the veil in the study of ontology, epistemology and axiology of philosophy. Jilbab itself was a cover of female genitalia, which at first became an obligation now to regenerate in the realm of socio-cultural lifestyle discourse. The philosophical was meaning of the veil, that women must cover their bodies from men who are not Muslim. Even this divined law emphasizes in the Qur'an, the hadith and the fatwas of scholars. Later, there was also an Islamic variant in the name of fanaticism of the secretary and feminist figures from the world who began arguing about the hijab as if they were critics of postmodernism. This phenomenon was seen from the perspective of the philosophical trilogy about the nature, origin and values that indicate the product in the form of the veil. The method of collecting data used library research, by searching, reading, studying, researching and dissecting the supporting references of this work. Abstrak. Penelitian1ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan jilbab sebagai refleksi ontologi, epistemologi dan aksiologi filsafat. Jilbab sendiri merupakan penutup aurat perempuan, yang pada awalnya menjadi kewajiban kini beregenerasi dalam ranah diskursus gaya hidup sosio kultural. Makna filosofis jilbab, bahwa perempuan harus menutup tubuhnya dari laki-laki yang bukan muhrim. Bahkan hukum ilahi ini mempertegas dalam al-Qur’an, hadits maupun fatwa-fatwa ulama’. Belakangan, hadir juga varian islam yang mengatasnamakan fanatisme sektenya serta mulai muncul tokoh-tokoh feminisme dunia yang berargumen terkait hijab layaknya kritik terhadap postmodern. Fenomena tersebut dipandang dari sudut trilogi filsafat tentang hakikat, asal mula serta nilai yang menunjukkan produk berupa jilbab. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan (library research), dengan mencari, membaca, menelaah, meneliti dan membedah referensi pendukung karya ini.

Page 1 of 1 | Total Record : 7